Bukan soal mudah mengutarakan apa yang kita rasakan kepada orang lain
untuk sekedar melegakan hati yang kini lebih sering terasa sesak akan
namamu, bahkan untuk menceritakan kepada diri sendiri aku tak tahu untuk
memulainya dari bagian mana. Kamu sosok yang tak terjelaskan bagaimana
bisa merasuki seluruh dikiranku tanpa jeda sedetik pun.
Apa kamu tahu apa yang aku rasakan sekarang setelah kamu menawarkan sejuta warnamu?
Kini
aku tumbuh menjadi pribadi yang tak henti-hentinya belajar merelakan
situasi yang pencipta awalnya adalah aku sendiri. Aku mengerti dan telah
merasakannya sekarang. Inilah mungkin apa yang kau rasakan beberapa
waktu yang lalu. Tapi kau tak mengetahui apa yang hatiku sebenarnya
rasakan. Tak pernah sekali pun aku mengabaikanmu, aku hanya tak bisa
mengungkapkan apa yang aku rasa. Mungkin aku terlalu mengutamakan gengsi
dan takut untuk memulainya terlebih dahulu.
Aku paham cinta yang kau rasakan dahulu tak saperti
harapanmu, tapi apa
kau juga tak ingin sedikit mengetahui apa
yang aku harapkan tentangmu?
Harusnya kau percaya dan yakin tanpa perlu mempertanyakan lagi bagaimana hatiku padamu
Dulu
aku sempat berpikir, kau tak akan bisa mengubah cara pandangku
terhadapmu. Tapi kali ini aku benar-benar jatuh hati kepadamu.
Setiap waktu, langkah, nafas serta jiwaku hanya untuk
memikirkanmu,
walaupun terdengar begitu menjijikkan tapi
itulah yang aku rasakan saat
ini.
Aku selalu berusaha menahan egoisku untuk mendapatkan perhatianmu,
karena aku begitu mengetahui bagaimana hatimu. Bukannya aku menjadi sok
tahu tentangmu, tapi isi hati yang pernah kau ungkapkan padaku mulai
dari kebahagiaanmu hingga kebencianmu terhadap sifat yang dominan susah
berubah dari diriku. Hubungan yang terjalin kali ini aku menyebutnya
cinta tanpa syarat, meski kali ini aku yang akan merugi tersiksa oleh
batasan-batasan yang kau ciptakan, tapi aku ikhlas